12 Kaidah Penting dalam Menuntut Ilmu

Rangkuman:

  1. Jujur kepada Allah dan mengikhlaskan niat didalam menuntut Ilmu.
  2. Merendahkan diri, berdoa dan memasrahkan urusannya kepada Allah di setiap waktu.
  3. Mengutamakan Pondasi Ilmu dan Qawaidnya.
  4. Perhatian dalam menghafal ringkasan matan dari bidang ilmu yang dipelajari.
  5. Fokuskan Dirimu
  6. Hendaknya para penuntut ilmu bertalaqqi kepada para guru.
  7. Hadir dalam majelis sebelum dimulainya pelajaran.
  8. Diskusi setelah Pelajaran. 
  9. Jangan berangan-angan untuk belajar atau membaca satu kitab berkali-kali. 
  10. Serius, Bersungguh-sungguh dan Tekun dalam usahanya menuntut ilmu. 
  11. Sabar atas Panjangnya Jalan didalam Menuntut Ilmu.
  12. Mengamalkan Ilmu adalah Sebab kokohnya Ilmu.

Referensi:

Al Manhajiyyah fii Thalabul Ilmi atau didalam bahasa Indonesia “Metodologi didalam

menuntut ilmu” Karya Asy-Syaikh Abil Hasan Ali Ar Razihiy Al Yamani

12 Kaidah Penting dalam Menuntut Ilmu:

  1. Jujur kepada Allah dan mengikhlaskan niat didalam menuntut Ilmu.

Sesungguhnya wajib atas seorang penuntut ilmu mengikhlaskan niatnya didalam menuntut ilmu dan menjadikan satu-satunya tujuannya dalam menuntut ilmu hanyalah untuk mengharap wajah Allah. Dan wajib atas seseorang untuk berhati-hati didalam jalannya menuntut ilmu agar

tidak terjatuh kepada tujuan yang buruk yang mana seseorang menuntut ilmu dengan mengharap tujuan dunia yang fana serta mengharap pujian manusia atasnya.

Dan menjadikan perjalanannya didalam menuntut ilmu dengan tujuan untuk menjaga dan memelihara agama ini, serta bertujuan untuk mengamalkan ilmu. Sehingga tidak semata-mata hanya ingin menambah wawasan dan ma’lumat atau hanya ingin menghafal matan-matan ilmu.

Lebih-lebih di zaman kita ini yang mana banyak manusia mengerti tentang ilmu namun sedikit yang mengamalkannya.

  1. Merendahkan diri, berdoa dan memasrahkan urusannya kepada Allah di setiap waktu.

Hendaknya para penuntut ilmu senantiasa menghadap kepada Allah dengan doanya, selamanya. Terutama ketika seseorang tertimpa kesulitan dalam memahami suatu permasalahan. Maka hendaknya dia berdoa meminta kepada Allah kemudahan dalam perkara tersebut. Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam ketika tertimpa masalah yang membuat beliau merasa penat, maka beliau berdoa kepada Allah,

“Wahai Allah, bukakanlah (jalan keluar untukku).”

  1. Mengutamakan Pondasi Ilmu dan Qawaidnya.

Maka dari itu merupakan perkara yang sangat penting bagi seorang penuntut ilmu untuk membangun pondasi keilmuannya dan tidak serampangan dalam membangunnya. Maka barangsiapa yang belum kokoh pondasi keilmuannya sungguh dia tidak akan sampai kepada puncaknya ilmu.

Maka barangsiapa yang tidak menceburkan dirinya pada pondasi ilmu, maka dia tidak akan kokoh keilmuanya bahkan akan binasa ditengah jalannya. Namun, Apa yang dimaksud dengan pondasi ilmu ?

Al Ushul (Pondasi Ilmu) adalah Dalil-dalil yang datang dari Al Qur’an dan Sunnah, serta Kaidah-kaidah dan prinsip-prinsip yang diekstrak dengan metode ittiba’ dan istiqra’ (penelitian mendalam). Ini adalah perkara terpenting yang harus diketahui oleh para penuntut

Ilmu.

  1. Perhatian dalam menghafal ringkasan matan dari bidang ilmu yang dipelajari.

Al Alamah As-Si’di rahimahullah berkata :

“Maka hendaknya seorang penuntut ilmu itu bersungguh-sungguh dalam menghafal matan yang paling ringkas diantara ringkasan-ringkasan matan dalam bidang ilmu yang sedang dia dalami, karena mustahil dan hampir tidak mungkin baginya menghafalkan secara lafadz (daripada matan-matan yang panjang). Selanjutnya hendaknya dia ulang berkali-kali dengan mentadabburi maknanya. sampai kokoh dan mengakar maknanya

didalam hatinya kemudian setelah itu hendaknya dia lanjutkan dengan kitab-kitab seperti tafsir dan penjelasannya, serta cabang-cabang ilmu lainnya. Karena itulah Pondasi ilmu akan membantunya untuk mengenali dan memahami apa yang sedang dipelajarinya”.

  1. Fokuskan Dirimu

Himpunlah semangat dirimu didalam pencarian ilmu sepanjang engkau menempuh manhaj dan jalanmu ini, dan mintalah bantuan kepada kawan dan saudaramu ketika engkau membutuhkan bantuan didalam ilmu dan jangan engkau malu ketika tidak tahu, maka katakanlah kepada mereka yang dapat membantumu, “Wahai fulan, bantulah aku

meneliti permasalahan ini dengan merujuk kepada kitab ini”.

Sungguh orang yang takut, malu-malu dan orang-orang yang sombong tidak akan pernah meraih ilmu.

  1. Hendaknya para penuntut ilmu bertalaqqi kepada para guru.

Syaikh Shalih Al Utsaimin rahimahullah berkata,

“Wajib atas penuntut ilmu untuk senantiasa meminta tolong kepada  Allah, kemudian meminta tolong kepada penuntut ilmu (yang ahli) untuk diajarkan ilmu, karena yang demikian dapat meringkas waktu seseorang dalam belajar, karena membaca dan menelaah kitab-kitab membutuhkan waktu yang sangat panjang”.

Dan beliau juga berkata,

“Dan wajib atas seseorang yang sedang menuntut ilmu untuk talaqqi dari seorang pengajar yang terpercaya ilmu dan agamanya, dan ini adalah jalan yang tercepat dalam menuntut ilmu, dan akan memudahkan dirinya untuk menguasai ilmu. Karena apabila seseorang mengambil ilmu dari isi buku-buku terkadang menyesatkan penuntut ilmu yang mana dia tidak faham isi dari buku tersebut atau bahkan mendapatkan pemahaman

yang salah karena ilmunya yang terbatas, atau sebab-sebab yang lain.

Adapun yang menempuh jalannya dengan seorang guru maka didalamnya akan banyak muncul pembicaraan dan diskusi yang mana dibangun diatas ilmu, sehingga akan terbuka pintu-pintu pemahaman dan kebenaran yang banyak bagi seorang penuntut ilmu“.

  1. Hadir dalam majelis sebelum dimulainya pelajaran.

Sesungguhnya seorang penuntut ilmu yang hadir sebelum dimulainya pelajaran tidak diragukan bahwasanya itu memiliki manfaat yang besar, Dia bisa melakukan muthola’ah terhadap pelajaran yang

sedang dihadirinya sebelum dimulai. Sehingga bisa terbayang darinya ma’lumat-ma’lumat yang tidak dia fahami dan nampak baginya sesuatu yang bermasalah dari apa yang akan dia bahas.

Maka ketika telah datang gurunya maka gurunya bisa mengoreksi apa yang menjadi kesalahannya pada bab tersebut.

  1. Diskusi setelah Pelajaran.

“Diantara perkara-perkara yang seyogyanya dilakukan oleh

seorang penuntut ilmu adalah Mudzakarah (Diskusi), dan Mudzakarah

ada 2 jenis :

1. Mudzakarah Sendiri, Yaitu dengan duduk kemudian mengingat salah satu pembahasan yang pernah engkau lewati. Kemudian engkau berusaha untuk menyebutkan pendapat-pendapat

yang ada dan menguatkan salah satu pendapat dalam setiap permasalahan.

2. Mudzakarah dengan Orang Lain, yaitu dengan memilih salah seorang saudaranya yang juga seorang penuntut ilmu,kemudian mereka duduk dan saling membacakan hafalannya,kemudian saling mengingatkan kesalahannya, dan saling membantu untuk memberikan faidah. Dan hal yang seperti

ini diantara sebab yang bisa mengasah dan menambah

ilmu.”

  1. Jangan berangan-angan untuk belajar atau membaca satu kitab berkali-kali.

Ketahuilah bahwasannya berpikir atau berangan-angan untuk mempelajari sebuah pelajaran dan membaca kitab beberapa kali dapat membuat dirimu bermudah-mudahan dalam belajar sehingga

menghilangkan ketertarikanmu terhadap urairan penjelasannya, dan diantara imbas buruknya adalah luputnya waktu karena tersia-siakan dan datangnya kejenuhan atas dirinya.

  1. Serius, Bersungguh-sungguh dan Tekun dalam usahanya menuntut ilmu.

Syaikh Shalih Al Utsaimin rahimahullah menjelaskan,

“Dan ini merupakan perkara yang sangat penting bagi seorang insan didalam perjalanannya menuntut ilmu, agar menjadikan bagi dirinya semangat yang tinggi. Sehingga tidaklah ada padanya membuang waktu dengan sia-sia didalam pencarian ilmu ini. Dan diantara perkara yang paling penting diantara yang terpenting adalah agar dia menjadi tauladan dan imam bagi kaum muslimin dengan ilmunya, sehingga terlewatilah derajat demi derajat, sampai mengantarkan dirinya kepada derajat yang

tertinggi”.

  1. Sabar atas Panjangnya Jalan didalam Menuntut Ilmu.

Syaikh Shalih Al Utsaimin rahimahullah berkata,

“Maka telah ditetapkan atas penuntut ilmu bahwasannya mereka harus bersungguh-sungguh didalam meraih ilmu, dan bersabar diatas jalannya. Dan berusaha untuk menjaganya setelah dia mendapatkannya,karena sesungguhnya ilmu tidaklah didapat dengan jasad yang santai, maka tempuhlah seluruh perkara yang dapat menjadi jalan menuju ilmu. Dan membulatkan tekad untuk meraihnya, bersungguh-sungguh, bergadang disetiap malamnya, dan menyibukkan dirinya dalam menuntut

ilmu”.

  1. Mengamalkan Ilmu adalah Sebab kokohnya Ilmu.

Al Khatib Al Baghdadi rahimahullah berkata,

“Aku menasehatkan kepadamu wahai para penuntut ilmu untuk senantiasa mengikhlaskan niat didalam menuntut ilmu, dan bersungguhsungguh didalam mengamalkan ilmu, karena sesungguhnya Ilmu bagaikan sebuah pohon dan amal adalah buahnya, Maka tidaklah dikatakan bahwa

seorang itu berilmu sampai dia mengamalkan ilmunya. Dan dikatakan pula, bahwa ilmu adalah yang melahirkan, sedangkan amal adalah yang dilahirkan, ilmu harus senantiasa beriringan dengan amal.

Dan tidaklah ilmu itu berdiri sendiri diluar amal, bahkan hendaknya kalian himpun keduanya. Dan tidak ada perkara yang lebih menyedihkan dibandingkan seorang Alim dengan ilmunya yang kemudian meninggalkan manusia sehingga menjadi rusaklah jalan mereka yang kemudian orangorang

bodoh mengajak manusia dengan kebodohannya menuju kepada peribadahan (tanpa ilmu)”.

Referensi:

Al Manhajiyyah fii Thalabul Ilmi atau didalam bahasa Indonesia “Metodologi didalam

menuntut ilmu” Karya Asy-Syaikh Abil Hasan Ali Ar Razihiy Al Yamani

Download E-Book disini